Andalens
Bermula sebagai aplikasi B2C, Andalens melakukan pivot strategis menjadi platform B2B untuk distribusi foto event. Objektif utamanya adalah mengeliminasi inefisiensi sortir foto manual melalui fitur pengenalan wajah client-side, yang dirancang untuk menekan biaya operasional server secara drastis sekaligus meningkatkan skalabilitas dan margin profitabilitas bisnis.
Problems
- High Cost Barrier: Startup dimulai tanpa modal besar, namun fitur utama (Face Recognition) membutuhkan biaya komputasi GPU yang mahal, membuat model bisnis sulit.
- Operational Bottleneck: Proses distribusi foto konvensional lambat dan tidak terstruktur bagi fotografer dan EO.
- Market Fit Ambiguity: Produk awal (B2C) tidak menemukan traksi yang tepat sehingga perlu strategi baru.
Solutions
- Strategic Pivot: Mengubah arah produk dari B2C ke B2B/Hybrid untuk menyesuaikan kebutuhan pasar yang berkembang.
- Cost-Efficiency Architecture: Merancang solusi teknis yang memindahkan beban komputasi berat ke perangkat pengguna untuk mengurangi biaya server secara drastis.
- Scalability Strategy: Mengimplementasikan infrastruktur scale-to-zero, memungkinkan pemrosesan 500-1000 foto di bawah 5 menit dengan biaya operasional sangat rendah (< Rp5.000), sehingga margin keuntungan terjaga.
Cigolf Cafe
Untuk menggantikan sistem operasional manual berbasis kertas dan WhatsApp yang rentan kesalahan, inisiatif ini bertujuan mendigitalisasi manajemen pemeliharaan ratusan hektare lapangan golf. Fokus utamanya adalah menstandarisasi pelaporan tugas lapangan dan menciptakan ekosistem monitoring real-time guna mendukung pengambilan keputusan manajemen yang berbasis data akurat.
Problems
- Manual Dependency: Operasional lapangan ratusan hektare masih bergantung pada formulir kertas dan WhatsApp, menyebabkan inefisiensi.
- Data Fragmentation: Laporan tugas sering hilang, tidak memiliki format standar, dan monitoring lapangan sangat bergantung pada ingatan supervisor, bukan data riil.
- Decision Making Risk: Manajemen tidak memiliki data yang aman dan rapi untuk pengambilan keputusan harian.
Solutions
- Workflow Standardization: Menciptakan sistem terstruktur yang menggantikan komunikasi informal WhatsApp, memastikan setiap tugas tercatat dan terformat.
- Real-time Monitoring: Mengubah metode monitoring berbasis ingatan menjadi pelacakan data digital yang mudah dipantau.
- User Adoption Success: Memastikan solusi mudah digunakan sehingga diterima positif oleh staf lapangan (mandor/supervisor) dan diadopsi resmi sebagai sistem operasional perusahaan.
Abadicomm Website
Merespons kebutuhan klien non-teknis akan presensi digital, proyek ini mentransformasi profil statis menjadi mesin lead generation otomatis. Tujuannya adalah mempercepat konversi inkuiri klien melalui formulir kontekstual yang terintegrasi, sekaligus menjamin keamanan dan kemudahan maintenance jangka panjang tanpa memerlukan dukungan tim IT internal.
Problems
- High Friction Inquiry: Klien potensial menghubungi via WhatsApp tanpa konteks jelas, menyebabkan proses tanya-jawab berulang yang tidak efisien.
- Maintenance Constraint: Klien (AbadiComm) tidak memiliki tim IT, sehingga solusi berbasis server atau maintenance rumit akan menjadi beban jangka panjang.
- Security & Speed Concerns: Website template biasa lambat dan rentan keamanan, yang dapat merusak citra profesional EO.
Solutions
- Optimized Lead Funnel: Merancang Context-Aware Contact Form yang memfilter pertanyaan berdasarkan tipe pengirim (misal: instansi), lalu mengarahkan ke WhatsApp dengan template pesan yang sudah terstruktur.
- Zero-Maintenance CMS: Mengimplementasikan Headless CMS tanpa server agar tim non-teknis bisa memperbarui portofolio sendiri tanpa ketergantungan pada developer.
- Performance Assurance: Menggunakan teknologi statis (Astro Svelte + CDN) untuk menjamin kecepatan akses maksimal dan keamanan tanpa overhead server.